Tradisi Unik Pernikahan di Demak: Sumbangan Uang Tanpa Amplop
Pernikahan di Indonesia selalu memiliki nuansa dan tradisi yang unik. Salah satu yang menarik perhatian adalah tradisi pernikahan di Desa Banyumeneng, Kecamatan Mrangen, Demak, Jawa Tengah. Baru-baru ini, video yang merekam momen pernikahan di desa tersebut menjadi viral di media sosial. Apa yang membuatnya menarik adalah cara para tamu memberikan sumbangan uang kepada pengantin tanpa menggunakan amplop, fenomena yang jarang ditemui di tempat lain.
Dalam video yang diunggah oleh akun X @Pray_93 pada Selasa (9/7/2024), terlihat para tamu undangan langsung memberikan uang tunai yang diletakkan di kain jarik yang dipegang oleh kedua mempelai. Momen ini menjadi sorotan dan memicu berbagai komentar dari netizen.
Tradisi Sangon Manten di Desa Banyumeneng
Asal Usul Tradisi
Kepala Desa Banyumeneng, Muhamad Ajib Wahyudi, mengonfirmasi bahwa tradisi ini memang sudah berlangsung lama di desanya. Bahkan, Ajib sendiri mengaku mengalami hal serupa saat pernikahannya. “Itu tradisi sudah lama, saya sendiri nikah juga begitu. Saya juga sempat malu ketika itu,” kata Ajib kepada detikJateng melalui telepon, Kamis (11/8).
Detail Prosesi
Ajib menjelaskan bahwa tradisi memberi sumbangan uang ke pengantin tanpa amplop ini memang sudah menjadi kebiasaan di desanya. Para tamu undangan, yang umumnya berasal dari keluarga besan, wajib memberikan uang tunai. “Sudah tradisi dan tidak ada amplop harus uang cash,” ujarnya. Dalam prosesi tersebut, kedua mempelai memegang kain jarik di mana uang sumbangan diletakkan. Para tamu kemudian bersalaman dengan kedua mempelai sebelum memberikan sumbangan mereka.
Nilai Sumbangan
Nilai sumbangan yang diberikan oleh para tamu bervariasi tergantung pada kemampuan finansial masing-masing. Ajib menyebutkan bahwa nilai sumbangan biasanya berkisar antara Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu. “Rata-rata itu minimal uangnya Rp 20 ribu. Ekonomi menengah ke bawah itu Rp 20 ribu. Ada juga yang kelas menengah ke atas itu Rp 50 ribu, tapi kalau saya ya Rp 100 ribu, masak jatuhnya Rp 20 ribu ya malu. Kalau merah kan mantep,” ujarnya.
Murni Sedekah
Ajib menegaskan bahwa sumbangan uang tanpa amplop ini murni merupakan bentuk sedekah dan tidak mengharapkan imbalan apa pun. “Betul (murni sedekah), terutama ke tuan rumahnya,” terang Ajib.
Unik dan Mengundang Perhatian
Reaksi Netizen
Video yang merekam momen pernikahan dengan tradisi unik ini telah mendapatkan berbagai reaksi dari netizen. Banyak yang memuji keunikan dan keaslian tradisi tersebut, sementara yang lain merasa penasaran dengan alasan di balik tradisi ini. “Mengatasi sumbangan amplop kosong? Tradisi sangon manten di Demak, Jawa Tengah. Bagaimana pendapat Netizen?” tulis narasi dalam postingan akun tersebut.
Perspektif Budaya
Tradisi ini juga membuka diskusi tentang berbagai cara masyarakat Indonesia dalam merayakan pernikahan. Setiap daerah memiliki kebiasaan dan tradisi yang berbeda, yang mencerminkan kekayaan budaya bangsa. Tradisi sumbangan uang tanpa amplop di Demak adalah salah satu contoh bagaimana budaya lokal tetap hidup dan berkembang di tengah modernisasi.
Bagaimana Tradisi Ini Dijalankan?
Persiapan Pernikahan
Seperti pernikahan pada umumnya, persiapan pernikahan di Desa Banyumeneng juga melibatkan berbagai tahapan. Namun, ada beberapa persiapan tambahan yang harus dilakukan terkait dengan tradisi sumbangan uang tanpa amplop. Kain jarik yang akan digunakan untuk menampung uang sumbangan harus disiapkan dan mempelai harus siap mental untuk menjalani prosesi ini.
Hari-H Pernikahan
Pada hari pernikahan, prosesi berjalan seperti biasa hingga tiba saatnya tamu memberikan sumbangan. Para tamu akan mendekati kedua mempelai yang memegang kain jarik. Setelah bersalaman, tamu akan menjatuhkan uang sumbangan mereka ke kain jarik tersebut. Proses ini berlangsung dengan penuh hormat dan rasa syukur.
Manfaat dan Makna Tradisi
Menghindari Amplop Kosong
Salah satu alasan utama tradisi ini adalah untuk menghindari amplop kosong yang kadang ditemukan dalam acara pernikahan. Dengan memberikan uang tunai langsung, kejujuran dan integritas tamu lebih terjaga.
Bentuk Syukur dan Dukungan
Tradisi ini juga merupakan bentuk syukur dan dukungan kepada pasangan yang baru menikah. Uang yang diberikan dianggap sebagai sedekah yang tulus tanpa mengharapkan balasan.
FAQ
Apa itu tradisi sangon manten?
Tradisi sangon manten adalah kebiasaan di Desa Banyumeneng, Demak, di mana para tamu memberikan sumbangan uang tunai tanpa amplop kepada pengantin.
Mengapa para tamu tidak menggunakan amplop?
Tradisi ini bertujuan untuk menghindari amplop kosong dan memastikan kejujuran serta integritas tamu dalam memberikan sumbangan.
Berapa besar sumbangan yang biasanya diberikan?
Nilai sumbangan bervariasi, biasanya berkisar antara Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu, tergantung pada kemampuan finansial tamu.
Apakah sumbangan ini wajib?
Ya, para tamu diharapkan memberikan sumbangan uang tunai sebagai bagian dari tradisi.
Apakah tradisi ini masih relevan di era modern?
Meskipun sederhana, tradisi ini tetap relevan karena mencerminkan nilai-nilai kejujuran dan kebersamaan yang kuat di komunitas setempat.
Kesimpulan
Tradisi sumbangan uang tanpa amplop di pernikahan di Desa Banyumeneng, Demak, adalah contoh nyata bagaimana budaya lokal tetap bertahan di tengah arus modernisasi. Tradisi ini tidak hanya menghindari amplop kosong, tetapi juga menjadi bentuk sedekah tulus dari para tamu kepada pengantin. Momen ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya budaya pernikahan di Indonesia, yang selalu menarik untuk dijelajahi dan dipahami.