Kekhawatiran Perang di Dataran Tinggi Golan: Serangan Mematikan dan Dinamika Hizbullah-Israel
Akhir pekan lalu, sebuah insiden tragis di lapangan olahraga di Dataran Tinggi Golan menimbulkan kekhawatiran akan potensi pecahnya perang baru di wilayah tersebut. Insiden ini telah menyedot perhatian internasional dan memicu kecemasan terkait stabilitas kawasan. Meskipun pihak Israel menuduh Hizbullah, kelompok milisi berbasis di Lebanon, sebagai dalang serangan tersebut, Hizbullah membantah keterlibatannya.
Kronologi Serangan di Majdal Shams
Pada Sabtu, 27 Juli 2023, sebuah ledakan menghantam lapangan bermain di Kota Majdal Shams. Ledakan tersebut menewaskan 12 anak-anak dan remaja dari komunitas minoritas Druze. Serangan ini merupakan insiden paling mematikan di sekitar perbatasan Israel dengan Lebanon sejak konflik antara Israel dan Hizbullah meningkat pada Oktober 2023. Ledakan tersebut menyebabkan kemarahan dan syok di Israel serta di seluruh dunia.
Tuduhan dan Bantahan
Israel menuduh Hizbullah sebagai pelaku serangan, mengklaim bahwa kelompok tersebut menggunakan roket buatan Iran yang ditembakkan dari Lebanon. Amerika Serikat juga mendukung tuduhan tersebut, menyatakan bahwa Hizbullah harus bertanggung jawab. Namun, Hizbullah dengan tegas membantah keterlibatannya dalam serangan ini.
Hizbullah: Profil dan Pengaruhnya
Hizbullah adalah gerakan militer dan politik yang berbasis di Lebanon. Gerakan ini memiliki sayap militer yang sangat kuat, dilengkapi dengan sekitar 200.000 rudal dan roket serta drone tempur. Kekuatan militer Hizbullah jauh lebih besar dibandingkan dengan tentara Lebanon. Selain itu, Hizbullah juga memiliki pengaruh politik yang signifikan di pemerintahan Lebanon.
Dukungan dan Ideologi
Hizbullah adalah kelompok Islam Syiah yang didukung dan dibiayai oleh Iran, kekuatan dominan Syiah di Timur Tengah. Kelompok ini dianggap sebagai perlawanan sah terhadap Israel oleh para pendukungnya. Hizbullah juga merupakan pendukung kuat Hamas dan Palestina, menolak hak keberadaan Israel. Di banyak negara Barat, termasuk Israel, negara-negara Teluk Arab, dan Liga Arab, Hizbullah dianggap sebagai organisasi teroris.
Dataran Tinggi Golan: Wilayah yang Diperebutkan
Dataran Tinggi Golan adalah dataran tinggi berbatu di barat daya Suriah yang membentang hingga timur laut Israel. Pada tahun 1967, Israel merebut sekitar 1.200 km² wilayah ini dalam Perang Enam Hari. Pada tahun 1981, Israel mencaplok wilayah tersebut, meskipun tindakan ini tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional. Pada tahun 2019, pemerintahan Donald Trump mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Status Hukum dan Kewarganegaraan
Suriah terus mengklaim bahwa wilayah tersebut adalah miliknya dan berjanji untuk merebut kembali wilayah tersebut. Israel, di sisi lain, menegaskan bahwa Dataran Tinggi Golan sangat penting untuk pertahanannya dan akan tetap berada di tangannya. Sekitar 20.000 pemukim Yahudi tinggal di Dataran Tinggi Golan, yang juga merupakan lokasi pangkalan militer dan pos Israel. Permukiman ini dianggap ilegal menurut hukum internasional, meskipun Israel membantah klaim tersebut.
Komunitas Druze di Dataran Tinggi Golan
Suku Druze adalah kelompok etnis dan agama berbahasa Arab yang sebagian besar tinggal di Lebanon, Israel, Yordania, dan Suriah. Sejumlah komunitas Druze telah tinggal di Dataran Tinggi Golan selama berabad-abad. Setelah Israel menduduki wilayah tersebut pada Juni 1967, penduduk setempat yang sebelumnya merupakan warga Suriah berpindah menjadi warga Israel.
Kewarganegaraan dan Status Politik
Israel menawarkan kewarganegaraan kepada seluruh penduduk Dataran Tinggi Golan, meskipun banyak yang memilih untuk tetap setia kepada Suriah. Saat ini, sekitar 20% dari sekitar 21.000 warga Druze di Dataran Tinggi Golan telah menerima atau mewarisi kewarganegaraan Israel. Mereka yang mempertahankan kewarganegaraan Suriah juga memiliki status tinggal di Israel, dengan hak yang hampir sama dengan warga negara Israel kecuali hak memilih.
Dinamika Konflik Hizbullah-Israel
Serangan yang dilakukan Hizbullah terhadap Israel sehari setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 telah memicu pertikaian tak berkesudahan di Gaza. Hizbullah mengklaim bahwa serangan mereka adalah bentuk solidaritas terhadap warga Palestina. Sejak itu, baku tembak antara Hizbullah dan Israel terus berlanjut, memaksa ribuan orang di Lebanon dan Israel mengungsi.
Eskalasi Konflik
Pejabat keamanan Israel mengatakan bahwa roket yang menewaskan 12 anak-anak dan remaja pada akhir pekan lalu adalah bagian dari serangan yang menghantam beberapa lokasi di Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Serangan tersebut kemudian diikuti oleh serangan balasan Israel yang menewaskan empat pejuang Hizbullah di Lebanon selatan. Sebagian besar serangan Hizbullah sejak 8 Oktober terjadi di Israel utara, dengan lebih sedikit serangan di Dataran Tinggi Golan.
Strategi Hizbullah
Hizbullah mungkin telah memperhitungkan bahwa reaksi internasional terhadap serangan di wilayah yang dianggap berada di bawah pendudukan Israel akan relatif tidak terdengar. Namun, mereka tetap memberikan tekanan pada pemerintah dan militer Israel, yang juga sedang berperang di Gaza. Hizbullah mendukung Hamas dalam perjuangannya melawan Israel sejak 7 Oktober. Kedua kelompok ini didukung oleh Iran, meskipun Hamas adalah kelompok Muslim Sunni dan Hizbullah adalah kelompok Syiah.
FAQ tentang Konflik Hizbullah-Israel
Apa yang menyebabkan serangan di Dataran Tinggi Golan?
Serangan di Dataran Tinggi Golan dipicu oleh ketegangan yang meningkat antara Israel dan Hizbullah, serta solidaritas Hizbullah terhadap serangan Hamas di Israel.Mengapa Hizbullah menyerang Israel?
Hizbullah mengklaim bahwa serangan mereka adalah bentuk solidaritas terhadap warga Palestina yang terkena dampak konflik dengan Israel.Bagaimana reaksi internasional terhadap serangan ini?
Reaksi internasional terhadap serangan ini bervariasi. Beberapa negara mengecam serangan tersebut, sementara yang lain lebih fokus pada dampak kemanusiaan dari konflik yang sedang berlangsung.Apa dampak serangan ini terhadap komunitas Druze di Dataran Tinggi Golan?
Komunitas Druze di Dataran Tinggi Golan mengalami ketakutan dan ketidakpastian akibat serangan ini. Banyak dari mereka yang merasa terancam oleh kekerasan yang terus meningkat di wilayah tersebut.Bagaimana masa depan konflik antara Israel dan Hizbullah?
Masa depan konflik ini masih tidak pasti. Namun, jika tidak ada upaya diplomasi yang efektif, kemungkinan besar ketegangan dan kekerasan akan terus berlanjut.
Kesimpulan
Serangan mematikan di Dataran Tinggi Golan telah menambah lapisan baru dalam dinamika konflik antara Israel dan Hizbullah. Meskipun tuduhan dan bantahan terus berlanjut, yang jelas adalah dampak kemanusiaan yang dirasakan oleh warga sipil, terutama komunitas Druze di wilayah tersebut. Ketegangan yang meningkat ini menyoroti perlunya solusi diplomatik yang efektif untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan menghindari tragedi serupa di masa depan.